From pinterest.com |
“Someone you can count on. Someone who cares.
Beside you wherever you go.”
–
Gift Of A Friend by Demetria Devonne
Lovato
Lagu
ini rilis di masa aku masih SMP. It was
one of my favorite song ever. Kebanyakan orang suka lagu karena mereka
merasa lagu itu “aku banget” katanya, tapi ini bukan alasanku suka lagu ini.
Alasanku suka lagu ini justru karena aku rasa lagu ini “bukan aku banget”. Dan
dari lagu ini aku selalu mengandai-andai memiliki seorang teman dekat yang
sangat dekat dan baik. Yes, mengandai-andai
berarti kenyataannya tidak ada. Lagu inilah yang selalu mengingatkanku bahwa
aku hidup tidak seperti apa yang ada di lagu tersebut. Mbulet? Sorry.
Sebelumnya,
kenalin namaku Davina. Saat ini aku adalah seorang mahasiswa pasca sarjana di
salah satu universitas negeri di Jogja. Aku sedikit menganggap diriku sendiri introvert. Kenapa? Karena aku rasa
memang aku lebih menyukai sendiri daripada harus berteman dengan orang lain.
Mungkin ini semua memang dari apa yang telah aku alami sejak kecil.
Aku
adalah seorang gadis pemalu dan penakut untuk bersosialisasi dengan orang lain.
Aku agak sulit berteman baik dengan seseorang. Bukan berarti aku ini anak jahat
atau anak aneh jadi tidak ada yang mau berteman denganku. Namun aku hanya tidak
ingin berteman baik dengan orang lain.
Kalian
pasti punya kan satu dua orang atau grup yang sangat dekat dengan kalian,
kalian begitu dekat dan akrab hingga merasa seperti keluarga. Beberapa dari
kalian mungkin menyebutnya “sahabat”. Yupp, itulah yang aku maksud berteman
baik. Kalau teman biasa, teman sekolah, teman nongkrong, aku punya banyak, tapi
teman dekat bagai keluarga yang biasa disebut sahabat itulah yang aku rasa aku
tak pernah punya hingga sekarang.
Kalau
cowok mungkin umumnya tak merasa membutuhkan hubungan sahabat, bagi mereka
mungkin yang terpenting adalah saat aku butuh ada yang bisa membantu, atau saat
kamu butuh dan aku bisa maka aku akan bantu. Aku rasa kehidupan cowok memang
lebih menyenangkan. Meski konflik memang pasti ada, namun mereka tak terlalu dramatis,
semua begitu natural, biasa, dan asik. Jika tak suka mereka akan pergi, jika
butuh mereka akan datang. Tak begitu melibatkan perasaan. Sangat berbeda dengan
cewek. Ya kan?
Aku
selalu merasa tak ada yang bisa menjadi teman baikku. Kadang aku berpikir,
apakah aku begitu tak berharga hingga tak ada yang mau berteman baik denganku,
apakah aku terlalu tak terlihat dan tak popular di masa itu hingga tak pantas
untuk dijadikan teman akrab. Mengapa aku yang telah menganggap mereka sahabat
ternyata mereka justru tak menganggapku apa-apa? Apa aku ini jelek sehingga aku
tak pantas? Atau apa?
Mengapa
orang-orang begitu jahat? Mereka datang hanya saat mereka butuh, butuh teman
curhat, butuh teman yang bisa menemaninya terdiam di kamar atau sekedar mengelilingi
mall, butuh teman yang bisa
membantunya menyelesaikan masalah yang ia miliki, atau bahkan hanya karena
mereka butuh uang lalu ia datang. Jadi apa iya teman baik atau sahabat yang
berteman tulus tanpa pamrih denganmu itu benar-benar ada?
Sebagai
seorang cewek, aku selalu membayangkan memiliki teman-teman wanita yang dekat
bahkan sebagai sahabat. Tapi aku tak pernah punya satu pun. Aku mencoba
berkali-kali untuk menjadi dekat dengan beberapa teman sejak jenjang Sekolah
Dasar hingga Perguruan Tinggi, dan beberapa yang begitu terkenang akan aku
rangkum menjadi beberapa lembar cerita.
Di sini aku tak
pernah berniat berusaha membuat kalian tak mempercayai teman kalian atau
membuat kalian mendadak tak lagi bersahabat. Namun aku hanya ingin sedikit
berbagi dengan menceritakan realita kecil yang membuatku mempertanyakan BFF – Does it exist?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar